
Berdasarkan artikel kesehatan Harvard University, jumlah banyak urin yang rata – rata orang hasilkan dalam sehari adalah hampir enam setengah cangkir dan empat sampai delapan kali ke toilet dalam satu hari. Kebanyakan dari Anda tidak terlalu memperhatikan warna dari urin, kecuali terjadi perbedaan yang sangat mencolok dari biasanya seperti warna atau bau yang berbeda.
Urin merupakan produk limbah yang disaring oleh ginjal yang berasal dari darah dan berwarna kekuningan tergantung pada proporsi zat limbah pada air seni. Warna kuning tersebut berasal dari urochrome, zat yang dihasilkan oleh pemecah hemoglobin yang merupakan protein pembawa oksigen dalam sel darah merah. Ada beberapa hal yang menyebabkan perbedaan intensitas warna pada urin seperti; banyaknya volume cairan yang Anda konsumsi, makanan, vitamin atau obat – obatan yang sedang dikonsumsi. Selanjutnya, perubahan warna pada urin dapat menandakan masalah medis yang dapat berkisar dari yang relatif jinak seperti infeksi saluran kemih, hingga kasus yang serius seperti kanker ginjal atau kandung kemih.
Berikut adalah beberapa saran tentang kapan Anda dapat bersantai dan kapan Anda harus berkonsultasi dengan dokter Anda.
Buah – buahan, sayuran dan vitamin
Buah – buahan seperti buah bit, blackberry, rhubarb untuk sementara dapat mengubah warna air seni menjadi kemerahan yang mungkin akan mengejutkan bagi sebagian orang karena berasumsi urinnya bercampur dengan darah. Mengonsumsi wortel secara langsung atau yang sudah di jus dapat mengubah warna air seni menjadi lebih kuning karena kandungan vitamin C dan vitamin B dapat mengubahnya menjadi kuning-hijau fluorescent. Asparagus kadang – kadang memberikan urin bernada kehijauan dan bau khas, dikarenakan menyerupai kubis yang membusuk.
Obat – obatan dan masalah medis
Berbagai resep obat – obatan yang dijual bebas dan kondisi medis tertentu juga dapat mengubah warna urin Anda. Sebagai contoh infeksi saluran kemih (ISK) yang memengaruhi sekitar separuh dari semua wanita setidaknya sekali selama hidup mereka. Lendir dan sel darah putih yang terkait dengan Urinary Tract Infections (UTIs) yang dapat mengubah urine menjadi keruh dan menyebabkan bau yang menyengat. Gejala buang air kecil mendesak yang sering, rasa sakit terbakar dengan buang air kecil dan sakit perut. Akan sangat bijak untuk berkonsultasi dengan dokter Anda ketika mengalami gejala – gejala seperti ini yang biasanya hilang dengan cepat setelah Anda memulai antibiotik oral.
Beberapa obat – obatan yang dapat memengaruhi pergantian warna pada urin adalah; pertama, senna (Ex-Lax), chlorpromazine (Thorazine), thioridazine (Mellaril) yang akan memberikan warna merah pada urin. Kedua, rifampin (Rifadin), warfarin (Coumadin), phenazopyridine (Pyridium) yang akan memberikan warna orens pada urin. Ketiga, amitriptyline (generic), indomethacin (Indocin), cimetidine (Tagamet), promethazine (Phenergan) yang memberikan warna biru atau hijau pada urin. Keempat, chloroquine (Aralen), primaquine (generic), metronidazole (Flagyl), nitrofurantoin (Furadantin) yang memberikan warna kecoklatan seperti warna teh pada urin.
Pada Urinary Tract Infections (UTIs) akan menyebabkan darah pada urin atau dalam bahasa medisnya disebut dengan hematuria. Jika jumlahnya sangat kecil, urin akan tampak normal dan darah hanya terlihat di bawah mikroskop sedangkan jumlah yang lebih besar dapat menyebabkan urin tampak berwarna merah muda, merah, atau berwarna cola.
Penyebab lain dari hematuria adalah batu ginjal. Ketika batu tersebut mengiritasi ureter (saluran yang menbawa urin dari ginjal ke kandung kemih) maka darah akan bercampur dengan urin. Batu ginjal juga akan menyebabkan rasa sakit yang ekstrem di punggung, demam, menggigil dan muntah.
Kanker kandung kemih, kanker ginjal dapat menyebabkan hematuria serta aroma urin yang berbau manis merupakan tanda klasik diabetes, ketika tubuh tidak dapat memproses gula dalam darah yang akan terbuang bersama dengan urin.
Reviewed by: dr. Ditta