Memilih Skincare Sesuai Dengan Usia?
Apakah Anda memilih skincare dan menggunakan produk skincare seperti lotion, botox, dysport, filers, laser, pengencangan kulit sekarang? Jika Ya, merupakan hal yang bagus untuk memiliki banyak pilihan untuk perawatan kulit / skincare. Akan tetapi, apakah Anda tahu kapan saatnya untuk menggunakannya? Pada usia berapa Anda mulai berpikir untuk menambahkan satu atau lebih skincare ke dalam rutinitas perawatan Anda? Kemudian, apakah ada kata terlambat untuk mencoba memperbaiki kondisi kulit Anda?
Sahabat healthcare, jawaban dari semua pertanyaan di atas akan di jelaskan pada artikel ini:
Skincare pada usia 20-an.
- Dalam perawatan kulit, tidak pernah ada kata terlalu dini untuk memulai memberikan krim pelindung dari sinar matahari pada wajah, leher, dada dan tangan Anda setiap pagi. Mulailah dari umur 20an bahkan dari usia remaja jika Anda bisa. 30 detik yang digunakan untuk mengusapkan sunscreen merupakan investasi yang akan menyelamatkan kulit Anda dari penuaan.
- Mulailah untuk membuat sebuah rutinitas menggunakan skincare sedini mungkin, seperti menggunakan antioksidan yang kemudian diikuti dengan krim pelembab sesuai dengan jenis kulit Anda yang kemudian ditambah dengan sunscreen di pagi hari. Pada malam hari, gunakanlah vitamin A seperti retinol (non-resep) atau Renova/tretinoin dengan resep.
- Jangan “perbaiki” masalah kulit yang tidak Anda miliki. Jika berusia 25 tahun dan tidak memiliki garis kerutan, memulai untuk botox / dysport hanya akan membuang waktu dan uang Anda. Jika beruntung, mungkin Anda tidak akan pernah membutuhkan botox. Mulailah perawatan pada kulit sejak muda.
Skincare pada usia 30-an.
- Pada pertengahan usia 30an, sebagian besar wanita maupun pria mulai mengalami yang namanya garis – garis kerutan atau garis pada bibir atas dan masalah penuaan lainnya. Ini dapat menjadi saat yang tepat untuk memulai perawatan pencegahan dengan dosis kecil. Jika Adan benar – benar memiliki masalah ini, botox / dysport 2-3 kali setahun dapat membantu.
- Hampir semua orang dapat memperoleh manfaat dari photorejuvenation / IPL mulai dari usia 30-an. Ada hasil yang berbeda yang akan dirasakan dengan dosis yang berbeda serta kondisi kulit yang berbeda pula. Konsultasikan dengan dokter spesialis kulit dan kelamin untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Photorejuvenation / IPL bermanfaat untuk membersihkan bintik – bintik coklat kecil, melebarkan pembuluh darah dan menghasilkan sedikit kolagen yang baik untuk memperbaiki tekstur kulit.
Skincare untuk usia diatas 40
- Filler dapat membantu kondisi kulit yang kehilangan volume / kekenduran (mempengaruhi sebagian besar wanita dan pria pada usia 40 hingga 50 tahun). Untuk memperlambat kekenduran dapat dimulai dengan hyaluronicacid filler dengan dosis yang disarankan oleh dokter. Setiap orang memiliki kondisi kekenduran kulit yang berbeda – beda.
- Perawatan laser akan disesuaikan pada usia 40an. Anda mungkin akan lebih merasakan manfaat dari pengencangan kulit seperti Thermage / Ultheraphy atau memerlukan perbaikan laser yang lebih intens seperti Fraxel Dual atau fractionated carbondioxide laser. Perawatan ini sangat bervariasi, sehingga Anda perlu untuk berkonsultasi.
- Lalu, bagaimana dengan saya yang berusia diatas 60 tahun? Tidaklah telat, kulit Anda masih bisa diperbaiki dengan teknologi filler ataupun laser, tetapi membutuhkan sedikit lebih banyak waktu, lebih banyak perawatan dan lebih banyak biaya juga.
Saran yang baik untuk semua usia:
- Jangan terlalu cepat untuk percaya dengan semua yang Anda dengar dari pemasaran atau teman. Lakukan riset dari situs yang bereputasi tentunya dan bicaralah dengan dokter spesialis kulit dan kelamin sehingga dapat mempertimbangkan hasil dan bagaimana rekasinya berjalan. Tipe kulit setiap orang berbeda – beda, jadi apa yang berhasil untuk orang lain mungkin tidak berhasil untuk Anda,
- Jangan memulai lebih dari satu produk skincare dalam satu waktu. Membutuhkan waktu 1 – 3 bulan untuk melihat manfaat atau efek dari produk perawatan kulit yang baru.
Reviewed by: dr. Ditta
Source:
https://blogs.webmd.com/healthy-skin/2016/07/is-your-skincare-right-for-your-age.html
- Published in Artikel Kesehatan, Citra Raya Tangerang
Strategi Diet Sehat Untuk Wanita
Sahabat healthcare, wanita mana yang tidak mau memiliki tubuh ideal, artikel ini akan membahas tentang diet sehat untuk wanita dewasa. Memiliki tubuh yang ideal tentunya akan membuat diri Anda semakin percaya diri untuk tampil di depan orang lain. Untuk para wanita dengan menerapkan diet sehat akan membantu mengurangi rasa sakit PMS, meningkatkan kesuburan, membantu masa kehamilan dan menyusui dan meringankan gejala menopause.
Kebutuhan gizi pada manusia bergantung dari faktor fisik seperti usia, tinggi dan berat badan dan aktivitas sehari – hari. Untuk menghitung berat badan yang ideal, Anda dapat menghitungnya menggunakan rumus BB (Berat Badan) Ideal = 0,9 x (TB-100).
Sebagai contoh, Anda adalah seorang wanita dengan usia 29 tahun dan memiliki tinggi badan 170 cm. Dengan menggunakan rumus BB Ideal = 0,9 x (170-100) = 63 kg. Perlu diketahui, berat badan pada pria memiliki masa otot lebih besar, sedangkan pada wanita memiliki massa lemak yang lebih besar. Setelah dihitung, jika memiliki berat badan yang belum ideal (kelebihan atau kekurangan) dapat mengikuti strategi diet sehat untuk wanita dewasa.
Berikut beberapa strategi diet sehat untuk wanita:
1.Diet sehat untuk menu sarapan
Sarapan memiliki fungsi penting dalam memenuhi kebutuhan gizi tubuh dan menjaga berat badan yang ideal. Pilihlah menu yang memiliki kadar protein tinggi untuk menu sarapan. Anda dapat memilih menu telur, dada ayam, ikan salmon, buah alpukat dan susu sebagai menu diet sehat untuk para wanita.
Menu sarapan sederhana lainnya juga dapat dibuat dengan waktu yang singkat seperti omelette isi sayuran atau semangkuk sereal dengan susu ataupun semangkuk sereal dengan potongan buah seperti strawberry, blueberry atau pisang. Alpukat dapat disajikan menjadi jus atau potongan alpukat disajikan bersama irisan daging asap. Selain membakar lebih banyak kalori untuk dicerna tubuh, protein akan membuat Anda merasa kenyang lebih lama.
2.Diet sehat untuk menu makan siang
Untuk memenuhi kebutuhan kalori dan gizi pada siang hari yang tentunya membutuhkan persediaan energi yang lebih banyak, Anda dapat memilih untuk mengonsumsi makanan yang mengandung protein dan karbohidrat pati. Karbohidrat akan memberikan peningkatan gula darah secara stabil.
Menu makanan diet sehat untuk wanita yang dapat dipilih dapat berupa gandum, kacang atau biji – bijian yang memiliki serat tinggi. Jika merasa bosan, Anda dapat memilih menu satu porsi nasi merah ditambah dengan sayuran dan daging rebus. Menu kedua dapat berupa roti gandum yang dilapisi dengan irisan daging sapi, salmon, tuna, ayam dan disantap bersama dengan semangkuk salad segar. Untuk minuman, pilihlah segelas air putih atau jus buah tanpa gula dan susu.
3.Diet sehat untuk menu makan malam
Untuk menu makan malam, Anda para wanita dapat memilih menu makanan diet yang rendah lemak, tinggi serat dan kebutuhan karbohidrat yang cukup, sehingga Anda tidak akan merasa kelaparan di tengah malam dan malah merusak strategi diet sehat.
4.Diet sehat untuk menu cemilan.
Di sore hari, tentunya rasa penat sudah memenuhi pikiran Anda, pilih jenis makanan yang membuat mood menjadi lebih baik dan disertai dengan nutrisi yang bergizi seperti biskuit tawar dengan olesan selai kacang dan irisan pisang, atau yougurt rendah lemak dengan topping buah, sepiring rujak ataupun protein shake. Akan tetapi sangat tidak disarankan untuk mengonsumsi minuman yang mengandung gula dan soda.
Reviewed by dr. Ditta
- Published in Artikel Kesehatan, Mitra Hospital Banjarmasin, Mobile, Networking
Tanda – Tanda dan Pencegahan Kanker Serviks
Kanker serviks dapat dicegah dan dapat disembuhkan bila ditemukan sejak dini, yuk kita simak tanda dan pencegahan kanker serviks.
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker serviks, antara lain:
• Melakukan hubungan seksual pada usia muda.
• Sering berganti pasangan seksual.
• Melahirkan banyak anak.
• Sering menderika infeksi di daerah kelamin.
• Merokok.
Gejala kanker serviks yang perlu diwaspadai :
• Perdarahan sesudah sanggama.
• Keputihan yang berbau busuk dan bercampur darah.
• Perdarahan di antara 2 haid atau setelah menopause.
Perlu diingat, gejala – gejala kanker serviks tersebut bukanlah gejala yang spesifik (khas), karena gejala tersebut dapat juga terjadi pada penyakit lain. Namun bila Anda mengalami salah satu gejala diatas,sebaiknya periksakan diri.
Pemeriksaan dan deteksi dini kanker serviks
- Pap Smear Konvensional
Merupakan pemeriksaan yang sederhana dan cepat untuk mengetahui adanya sel – sel abnormal di serviks. Pemeriksaan ini dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada masa haid. - Thin Prep
Pemeriksaan Thin Prep sama dengan Pap Smear biasa, namun cara proses bahan yang diambil berbeda, sehingga sel – sel yang nampak di bawah mikroskop akan lebih jelas. - HPV Test
Pada saat dilakukan Pap Smear dapat juga sekaligus dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HPV.
Kolposkopi dan Biospi terarah
Bila hasil Pap Smear menunjukan kelainan, maka perlu dilakukan pemeriksaan kolposkopi untuk konfirmasi. Biasanya dilakukan biopsy pada daerah serviks (targeted biosy) yang dicurigai.
Pencegahan kanker serviks
Kanker serviks termasuk kanker yang dapat dicegah, antara lain dengan cara:
• Hindari faktor-faktor risiko, seperti berhubungan seks pada usia muda, berganti – ganti pasangan dan merokok.
• Lakukan vaksinasi HPV, agar terhindar dari virus penyebab kanker serviks (tipe 16 dan 18) yang merupakan 70% penyebab dari kanker serviks.
• Lakukan Pap Smear secara rutin, sehingga dapat ditemukan pada keadaan pra-kanker.
Pengobatan kanker serviks
Pengobatan kanker serviks tergantung stadium yang terdiagnosa. Dengan melakukan pemeriksaan Pap Smear secara rutin diharapkan dapat ditemukan keadaan pra-kanker (sebelum sel berubah menjadi kanker), sehingga pengobatan dapat lebih efektif dan diharapkan mencapai 100 % tingkat kesembuhannya.
Apabila ditemukan masih berupa lesi pra-kanker, maka tindakan dapat dilakukan secara lokal saja seperti cryotheraphy atau kauterisasi tanpa harus dioperasi pengangkatan leher rahim atau rahim secara keseluruhan.
Apabila sudah ditemukan kanker serviks, pengobatan stadium awal dapat berupa pengangkatan rahim, diikuti dengan kemoterapi dan atau radiasi. Bila stadiumnya sudah lanjut, maka tindakan operasi sudah tidak dapat dilakukan lagi. Tindakan yang diberikan hanyalah untuk menghambat penyebaran atau mengurangi keluhan dengan pengobatan radiasi dan atau kemoterapi.
Baca juga: Strategi Diet Sehat Untuk Wanita
- Published in Artikel Kesehatan, Citra Raya Tangerang