Gejala Kanker Tiroid
Tahukah Anda penyakit kanker tiroid ? Faktanya, di Amerika pada tahun 2014 National Cancer Institute (NCI) menemukan 726.646 orang yang terdiagnosis terkena penyakit kanker tiroid. Penderita kanker tiroid meningkat sebanyak 56.870 pada tahun 2017 dan diperkirakan jumlah kematian akibat penyakit ini sebanyak 2.010 orang. Berikut adalah penjelasan gejala kanker tiroid hingga penangananya!

Kanker tiroid lebih mudah untuk menyerang wanita dibandingkan pria.
Kanker Tiroid Adalah
Kanker tiroid merupakan kanker yang menyerang kelenjar tiroid akibat adanya pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali di dalamnya. Penyakit seperti gondok akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit kanker tiroid ini sendiri. Penyakit tiroid ini sering menyerang dengan tanpa adanya gejala di awal. Gejalanya biasa ditandai dengan adanya benjolan atau pembengkakan cukup besar pada area depan leher.
Gejala Kanker Tiroid
Gejala kanker tiroid yang muncul sebagai berikut:
- Adanya benjolan di depan leher yang susah digerakkan, kencang, tidak sakit namun cepat membesar
- Batuk yang tidak kunjung reda
- Mulai adanya rasa nyeri di area leher
- Sakit tenggorokan
- Suara menjadi serak dalam periode beberapa minggu
- Sulit menelan dan bernapas
- Hipertiroidisme (jantung berdebar, tremor, penurunan berat badan, gelisah, mudah marah, berkeringat, rambut rontok dan diare).
Penyebab Kanker Tiroid
Lalu, apa saja yang dapat menjadi penyebab munculnya penyakit kanker tiroid? Berikut adalah beberapa penyebab umum:
Penderita Penyakit Tiroid
Seseorang yang memiliki penyakit atau penderita penyakit pada kelenjar tiroid akan lebih rentan untuk terkena kanker tiroid. Contoh penyakit tiroid adalah tiroiditis dan penyakit gondok.
Riwayat Terkena Paparan Radiasi
Seseorang yang pernah terkena paparan radiasi, misalnya radioterapi, akan juga lebih rentan untuk terpapar penyakit kanker tiroid.
Riwayat Dalam Anggota Keluarga
Jika dalam keluarga seseorang, salah satu dari mereka pernah memiliki riwayat kanker tiroid, maka hal ini dapat meningkatkan resiko terkenanya penyakit kanker tiroid.
Kelaninan Genetik
Familial Adenomatous Polysis (FAP), sindrom Cowden dan juga Multiple Endocrine Neoplasia merupakan beberapa jenis kelainan gen. Maka, Anda perlu berhati-hati, karena seseorang dengan kelainan genetik tersebut akan lebih rentan terkena kanker tiroid.
Berjenis Kelamin Wanita
Diketahui bahwa penyakit kanker tiroid lebih mudah untuk menyerang wanita dibandingkan dengan pria.
Kondisi Medis
Kondisi medis, seperti akromegali dan obesitas, dapat meningkatkan resiko terserangnya penyakit kanker tiroid.
Penyebaran Kanker Tiroid
Penyebaran atau metastasis kanker pada tubuh dapat merambat ke beberapa bagian, seperti paru-paru, tulang, hingga otak. Selain itu, kanker tiroid juga dapat menyebabkan penderita memiliki komplikasi pada bagian pita suara dan pernapasannya, sehingga kesulitan bernapas. Untuk penyebaran kepada orang lain, seperti adanya kontak fisik atau penularan melalui lendir dari penderita, belum dapat ditemukan mengenai hal tersebut.

Salah satu tindakan yang paling sering dilakukan ialah operasi.
Apakah Kanker Tiroid Bisa Sembuh?
Kanker ini dapat disembuhkan dan bahkan bisa dikatakan sembuh total. Kesembuhan penderita kanker tiroid dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada jenis penyakit dan stadium yang diderita. Berikut adalah beberapa metode yang dilakukan oleh tenaga medis untuk menyembuhkan kanker tiroid, antara lain:
Operasi
Operasi yang biasa dilakukan adalah lobektomi yaitu mengangkat lobus tiroid yang terkena oleh sel kanker dan tiroidektomi yaitu pengangkatan seluruh atau sebagian kelenjar tiroid. Operasi ini tentu saja memiliki efek samping, yaitu menurunnya kadar kalsium dalam darah, kerusakan pita suara, infeksi akibat adanya kuman, hingga kehilangan banyak darah.
Terapi Radiasi
Terapi radiasi eksternal, seperti menembakkan sinar radiasi ke arah kanker (biasa disebut intraoperatif) dan terapi radiasi internal, seperti memasukkan dengan cara menelan zat radioaktif menuju ke pusat sel kanker. Terapi radiasi ini juga memiliki efek samping yaitu pembengkakan, nyeri, mual dan muntah, mulut kering, perubahan fungsi indra pengecap, lemas hingga efek samping pada sistem reproduksi.
Kemoterapi
Kemoterapi adalah terapi dengan menggunakan obat-obatan untuk membunuh serta menghentikan penyebaran dan pembelahan sel kanker. Cara yang dapat dilakukan untuk menggunakan obat kemoterapi ini adalah dengan cara menelannya atau menyuntikkannya pada penderita. Kemoterapi ini memiliki efek samping yaitu rambut rontok, mulut kering, diare, mual dan muntah, kelelahan berlebihan, dan nafsu makan menurun.
Terapi Hormon Tiroid
Terapi hormon tiroid ini diberikan setelah tirodektomi (pengangkatan kelenjar tiroid) dengan cara memberikan obat dengan adanya kandungan hormone tiroid didalamnya kepada penderita secara terus-menerus. Obat yang biasa digunakan adalah levotiroksin, yang berguna untuk mencegah pertumbuhan sel kanker kembali. Efek samping dari obat terapi hormon tiroid adalah penurunan berat badan, berkeringat, cemas hingga gangguan tidur.
Terapi Target
Terapi target ini menggunakan subtansi atau obat yang dapat mengidentifikasi sel kanker. Terapi target ini juga dikenal sebagai terapi inhibitor tirosin kinase dengan cara kerja menahan atau memblok perkembangan dari sel kanker atau tumor tertentu.
Menunggu dan Memantau (Watchful Waiting)
Pengobatan terakhir adalah menunggu dan memantau, dimana tim medis akan memantau penderita secara intensif dan akan menunggu hingga gejala atau tanda-tanda lainnya muncul. Metode ini dilakukan supaya penanganan lebih maksimal, dikarenakan setiap jenis dan stadium memiliki perlakuan yang berbeda.
Jadi, itulah beberapa hal yang wajib Anda ketahui mengenai kanker tiroid mulai dari gejala kanker tiroid hingga perawatannya. Semoga Anda dapat mengantisipasi atau mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi kanker tiroid yang ada. Jika Anda telah merasakan gejala atau tanda-tanda umum dari adanya kanker di atas, Anda bisa segera periksakan ke dokter.
Telah direview oleh dr. Edwin Halim
Source
- Published in Artikel Kesehatan
Gejala Kanker Otak
Gejala kanker otak setiap orang berbeda-beda begitu pula bentuk penanganan dan pengobatannya disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien. Kanker otak adalah penyakit ganas yang bisa menyerang segala usia. Penyebabnya pun beragam, mulai dari genetik, paparan radiasi hingga infeksi virus. Oleh karena itu, mengetahui gejala kanker otak beserta penyebabnya adalah hal yang penting. Berikut ini adalah pembahasan lengkap mengenai kanker otak.

Gejala kanker otak bervariasi sesuai dengan ukuran dan lokasi otak yang terjangkit kanker.
Penyakit Kanker Otak
Kanker otak terjadi ketika sel-sel kanker muncul dalam jaringan otak. Akibat yang ditimbulkan dari penyakit kanker otak adalah terganggunya fungsi otak. Hal tersebut akhirnya mempengaruhi sistem kerja organ tubuh. Dampaknya, beberapa organ tubuh tidak akan bisa bekerja secara normal. Meski demikian, dokter menyebutkan bahwa penyakit kanker otak ini adalah penyakit yang jarang terjadi dan jumlahnya sedikit.
Gejala Kanker Otak
Gejala kanker otak dapat bervariasi sesuai dengan ukuran dan lokasi otak yang terjangkit kanker. Berikut ini adalah gejala kanker otak pada umumnya yang Anda perlu waspadai:
- Mengalami sakit kepala yang terjadi secara berulang dan biasanya menyakitkan
- Mengalami kejang untuk beberapa waktu
- Penurunan pada fungsi indra seperti penglihatan atau berbicara
- Perubahan pada kepribadian
- Sering mengalami kelelahan
- Mengalami kelumpuhan pada satu sisi tubuh
- Mengalami mual dan muntah
Penyebab Kanker Otak
Kanker otak muncul ketika adanya perubahan karakteristik sel di otak. Perubahan sel di otak sering menjadi awal mula penyebab dari kanker otak. Meski demikian, penyebab kanker otak masih banyak lagi. Berikut ini adalah beberapa hal yang menjadi pemicu munculnya kanker otak:
- Memiliki keluarga dengan riwayat kanker otak atau kanker jenis lainnya
- Memiliki riwayat terpapar radioterapi pada bagian kepala
- Faktor genetik
- Kebiasaan merokok
- Faktor lanjut usia
- Mengidap kanker lain
- Terpapar bahan kimia seperti pestisida dan herbisida
- Mengalami infeksi virus Epstein-Barr atau monoukleosis

Pemeriksaan CT Scan dilakukan untuk melihat gambaran tentang kondisi otak menggunakan sinar X.
Stadium Pada Kanker Otak
Pada umumnya, kanker otak akan dibagi berdasarkan tingkatannya. Semakin tinggi tingkatnya, maka semakin serius juga penyakit kanker otak yang di derita.
1. Stadium 1 dan 2
Tingkat ini termasuk dalam kanker jinak yang pertumbuhannya cenderung lambat.
2. Stadium 3 dan 4
Tingkat ini termasuk dalam kanker ganas yang pertumbuhannya sangat pesat dan lebih sulit diobati karena penyebarannya sudah meluas.
Berdasarkan asalnya
1. Kanker otak primer
Kanker berawal dari sel di otak itu sendiri.
2. Kanker otak sekunder
Kanker di mulai dari bagian tubuh yang lain dan kemudian menyebar hingga ke otak.
Diagnosis Kanker Otak
Diagnosis kanker otak tidak mudah, perlu dilakukan beberapa tes untuk memastikannya. Berikut ini adalah pemeriksaan yang digunakan untuk mendiagnosis kanker otak.
1. Pemeriksaan Elektroensefalogram (EEG)
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara merekam aktivitas listrik di bagian otak dengan menggunakan elektroda pada kulit kepala.
2. Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan ini menggunakan medan magnet berkekuatan tinggi dan gelombang radio untuk melihat gambaran lengkap kondisi otak.
3. CT Scan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat gambaran tentang kondisi otak menggunakan sinar X.
4. Pemeriksaan Biopsi
Pengambilan sampel jaringan pada tumor untuk memeriksa jenis tumor dan menentukan penanganan yang paling sesuai.
Terapi Kanker Otak
Terapi untuk kanker otak bervariasi setiap orang. Dokter akan menentukan model pengobatan berdasarkan stadium kanker otak hingga kondisi kesehatan pasien. Misalnya saja perawatan untuk kanker otak jinak dengan kanker otak ganas akan berbeda. Berikut ini adalah beberapa upaya yang akan dilakukan dokter untuk menangani kanker otak.
1. Pembedahan
Pembedahan pada otak merupakan pengobatan yang paling umum dilakukan untuk kanker otak. Fungsinya adalah untuk mengangkat kanker yang menjangkit otak. Beberapa kasus pembedahan tidak dapat dilakukan karena lokasi kanker yang tidak dapat dijangkau atau berada di area otak yang sensitif, sehingga untuk kasus tersebut biasanya tidak dilakukan pembedahan.
2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi ini menjadi pilihan lain apabila pembedahan tidak dapat dilakukan karena lokasi kanker yang tidak bisa dijangkau. Tujuan terapi radiasi adalah untuk menghancurkan sel kanker dengan menggunakan gelombang berenergi tinggi seperti sinar X.
3. Fisioterapi
Fisioterapi hanya dilakukan setelah prosedur pembedahan, kemoterapi dan terapi radiasi dilalui pasien. Tujuan dari fisioterapi adalah untuk memulihkan kondisi tubuh yang sempat terganggu karena adanya kanker otak. Fungsi tubuh yang biasanya terkena dampak dari kanker otak adalah kemampuan berbicara, kemampuan motorik, penglihatan dan fungsi kognitif.
4. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan obat-obatan khusus untuk membunuh sel-sel kanker. Pengobatan dengan kemoterapi dapat diberikan secara oral atau dengan injeksi. Fungsi obat yang digunakan selama kemoterapi adalah untuk membunuh sel kanker setelah operasi, atau meredakan gejala yang timbul ketika kanker tidak dapat diangkat.
Mencegah Kanker Otak
Hingga saat ini belum ada metode yang efektif untuk bisa mencegah munculnya kanker otak. Namun, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko munculnya sel kanker. Berikut beberapa diantaranya:
- Menghindari terpapar pestisida dan insektisida
- Menghindari konsumsi rokok atau alkohol
- Menghindari terpapar radiasi secara terus menerus
- Menghindari paparan bahan kimia karsinogenik
- Memiliki pola hidup sehat
- Rutin melakukan cek kesehatan
Demikianlah informasi mengenai penyakit kanker otak. Melakukan pencegahan lebih baik daripada mengobati kanker otak. Oleh karena itu, pastikan Anda memiliki pola hidup yang sehat. Dengan demikian, tubuh akan memiliki sistem imun yang kuat untuk menangkal berbagai penyakit, termasuk kanker otak. Semoga informasi ini bermanfaat!
Telah direview oleh dr. Febriani
Source
- Published in Artikel Kesehatan
Gejala Kanker Serviks Kenali Lebih Jauh
Gejala kanker serviks hingga penagannya penting untuk diketahui oleh setiap wanita. Kanker serviks sendiri merupakan salah satu jenis kanker yang mematikan pada wanita, selain kanker payudara. Dilansir dari International Agency for Research on Cancer (IARC), diketahui bahwa pada tahun 2012, estimasi kasus baru kanker servix di Indonesia sekitar14 % dengan estimasi kasus kematian sebesar 6.8%. Serta menempati posisi ke3 jumlah kasus baru kanker pada wanita setelah kanker payudara dan kolorektal. Sedangkan kanker serviks uteri merupakan kanker terbanyak penyebab kematian pada perempuan di negara berkembang.

Gejala kanker serviks, pada 76% kasus tidak menunjukan gejala sama sekali.
Kanker Serviks Adalah
Kanker serviks merupakan sel kanker yang tumbuh pada area leher rahim yang terhubung dengan vagina dan umumnya tidak memiliki gejala awal. Kanker serviks ini baru akan memunculkan gejala ketika sel-sel kanker telah menyebar. Penyebab kanker serviks belum dapat dipastikan, namun kanker ini berhubungan erat dengan infeksi Human Papilloma Virus (HPV).
Serviks adalah bagian bawah rahim yang terhubung dengan vagina. Salah satu fungsinya adalah menghasilkan lendir/mukus. Serviks sendiri akan menutup saat kehamilan untuk menjaga janin tetap di dalam rahim, dan akan melebar/terbuka saat proses persalinan.
Gejala Kanker Serviks
Gejala kanker serviks, pada 76% kasus tidak menunjukan gejala sama sekali. Lesi pra-kanker dan kanker stadium dini biasanya tidak bergejala dan dapat terdeteksi dengan pemeriksaan sitologi/pap smear. Pemeriksaan pap smear/sitologi untuk mendeteksi sel-sel serviks yang tidak menunjukan adanya gejala dengan tingkat ketelitiannya mencapai 90%.
Pada stadium dini biasanya yang dialami:
- Tidak khas (perdarahan pervaginam yang disangka perpanjangan masa haid).
- Keputihan, yang makin lama akan berbau busuk.
- Perdarahan setelah senggama.
- Timbulnya perdarahan setelah masa menopause
- Pada fase infasif, dapat keluar cairan berwarna kekuningan, berbau dan bercampur darah.
Pada Stadium lanjut biasa yang dialami:
- Gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.
- Timbul nyeri panggul/perut bagian bawah (jika ada radang panggul).
- Nyeri di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi hidronephrosis
- Badan menjadi kurus (kurang gizi).
- Gangguan organ, misal otak (nyeri kepala, gangguan kesadaran).
Penyebab Kanker Serviks
Selanjutnya, apa penyebab kanker serviks? Penyebab yang memungkinkan kemunculan kanker serviks pada leher rahim, yaitu Virus HPV (human papilloma virus). Virus HPV ini dapat menginfeksi leher rahim, kulit dan membrane mukosa pada anus, mulut dan tenggorokan. Virus ini dapat menyebar dan menular pada hubungan seksual terutama bagi yang berhubungan seksual lebih dari satu pasangan.

HPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi dipermukaan kulit serta berpotensi menyebabkan kanker serviks.
Terapi Knker Serviks
Pengobatan kanker serviks ini dapat menggunakan berbagai cara. Metode pengobatan yang dipilih dan dijalankan tentu harus menyesuaikan dengan jenis, stadium dan kondisi dari penderita. Berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya:
1. Pembedahan
Pembedahan histerektomi ekstrafasial bila kanker mikroinvasif <5 mm dan tidak terdapat sel tumor pada pembuluh darah/limfe.
Pembedahan radikal: Histerektomi radikal + limfadenektomi pelvis dilakukan pada stadium I-IIa, bila tidak ada kontraindikasi.
2. Radiasi
Radiasi interna + radiasi eksterna. Sebaiknya dilakukan pemberian kemoradiasi (sebelum radiasi diberikan kemoterapi).
3. Kemoterapi (menggunakan obat kemoterapi).
4. Kombinasi antara pembedahan, kemoterapi, radiasi.
Pencegahan Kanker Serviks
Kemudian, hal apa saja yang dapat mencegah penularan kanker serviks? Berikut adalah beberapa hal diantaranya:
1. Berhubungan seksual dengan aman
Gunakanlah kondom dan hindari berganti-ganti pasangan.
2. Vaksin HPV
Pada wanita dengan usia 9-26 tahun akan baik diberikan sebelum mereka aktif berhubungan seksual.
3. Rutin pap smear
Periksalah pap smear secara berkala dan rutin untuk memantau kondisi serviks.
4. Jalani pola hidup sehat
Menjaga pola makan sehat dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran dan rutin melakukan aktivitas fisik.
Itulah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai kanker serviks mulai dari gejala kanker serviks hingga pencegahannya. Bagi para wanita, perhatikanlah pola hidup kalian supaya dapat mengurangi kemungkinan terjangkitnya penyakit kanker serviks. Selain itu, jika Anda telah menyadari beberapa gejala di atas, segeralah untuk periksa ke dokter supaya dapat penanganan segera dan tidak menyebar lebih jauh. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda!
Telah direview oleh dr. Febriani
Source:
- Torre, Lindsey A. MSPH. Global cancer statistics. 2012. Volume 65, Issue 2. March/April 2015. Pages 87–108. First published: 4 February 2015. DOI: 10.3322/caac.21262.,diunduh 6 oktober 2016).
- Buletin Jendela dan data dan informasi kesehatan. Semester 1. 2015
- Kanker Serviks
- Published in Artikel Kesehatan
Penyebab Kanker Lidah
Penyakit kanker lidah merupakan penyakit yang berasal dari ketidakwajaran pertumbuhan jaringan lidah. Penyebab kanker lidah dapat bermacam-macam. Penyakit ini biasanya diawali dengan adanya sariawan dan sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh. Pertumbuhan jaringan yang tidak wajar ini biasanya terjadi pada ujung atau pangkal lidah. Penyakit ini mudah menyerang seseorang perokok, peminum alkohol dan pernah terinfeksi virus HPV atau human papilloma virus.

Jenis kanker yang biasanya muncul pada kanker lidah adalah karsinoma sel skuamosa.
Ciri-ciri Kanker Lidah
Ciri-ciri yang umum muncul pada seseorang yang mengidap penyakit kanker lidah adalah, sebagai berikut:
- Adanya rasa sakit pada area lidah
- Terdapat luka pada area lidah
- Adanya pertumbuhan sel kanker yang terjadi pada area epitel rongga mulut atau orofaring
Jenis kanker yang biasanya muncul pada kanker lidah adalah karsinoma sel skuamosa. Ukuran sel kanker pada umumnya adalah kurang dari 2 sentimeter. Sel kanker dengan ciri umum di atas merupakan sel kanker yang belum menyebar pada kelenjar getah bening
Penyebab Kanker Lidah
Kemudian, berikut adalah beberapa penyebab umum yang ditimbulkan jika seseorang terkena kanker lidah, antara lain:
- Kebiasaan merokok (aktif atau pasif)
- Memiliki kebiasaan mengkonsumsi minuman keras atau alkohol
- Terinfeksi virus human papillomavirus atau HPV
- Memiliki rongga mulut yang tidak sehat (gigi tidak rata, kasar atau bergerigi serta memakai gigi palsu yang tidak tepat)
- Kurang mengkonsumsi buah dan sayur atau pola makan tidak sehat
Terapi Kanker Lidah
Terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit kanker lidah, yaitu operasi, kemoterapi dan radioterapi. Metode pengobatan tersebut harus disesuaikan dengan lokasi dan tingkat keparahan kanker lidah. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai setiap metode pengobatan, antara lain:
Operasi
Pada stadium awal, operasi dilakukan untuk mengangkat jaringan kanker yang berkembang pada area mulut. Sedangkan operasi pada stadium akhir dilakukan untuk memotong lidah atau glosektomi. Hal ini akan membuat pasien kesusahan dalam makan, menelan dan juga berbicara. Namun, dapat dilakukan rekonstruksi lidah yang telah terpotong.
Kemoterapi
Pengobatan dengan memanfaatkan berbagai jenis obat yang memiliki fungsi untuk membunuh sel kanker serta meredakan gejala kanker itu sendiri. Biasanya kemoterapi ini digabungkan dengan metode operasi atau radioterapi. Namun, tentunya fungsi dari penggabungan metode ini akan berbeda karena metode ini menyesuaikan dengan stadium kanker lidah itu sendiri.
Radioterapi
Pengobatan dengan menggunakan sinar yang berenergi tinggi. Pengobatan digunakan untuk kanker yang sulit untuk diobati dan fungsi untuk mengecilkan ukuran kanker sebelum akhirnya dioperasi. Radioterapi ini mampu meredakan gejala penyakit kanker lidah terutama pada stadium lanjut.

Terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit kanker lidah, yaitu operasi, kemoterapi dan radioterapi.
Cara Mencegah Kanker Lidah
Kanker lidah disebabkan oleh beberapa faktor dan berikut adalah beberapa cara untuk mencegah munculnya kanker lidah, antara lain:
- Mulailah untuk berhenti mengkonsumsi tembakau atau merokok
- Mulailah untuk berhenti mengkonsumsi alkohol
- Mulailah untuk menjaga kesehatan area mulut dengan rutin mengunjungi dokter gigi
- Dapatkanlah vaksin HPV
- Banyaklah konsumsi sayur dan buah-buahan
Selain itu, terapkanlah pola hidup yang sehat supaya terhindar dari penyakit yang tidak diinginkan.
Kanker Lidah Bisa Disembuhkan
Tahukah Anda? Presentase harapan hidup pasien yang terkena kanker lidah setelah lima tahun dari terdiagnosisnya penyakit, hanya 83 persen. Diketahui bahwa seiring tingkat keparahan penyakit meningkat maka akan semakin menurun angka harapan hidup pasien. Namun, bukan berarti penderita kanker lidah tidak dapat sembuh. Kesembuhan pasien kanker lidah itu dapat ditingkatkan. Jika Anda mendeteksi penyakit kanker lidah sejak dini maka penanganan yang tepat dapat segera dilakukan tim medis.
Jadi, mulailah untuk peka terhadap kesehatan mulut dan juga tubuh Anda. Jika Anda merasa ada yang tidak normal pada penyakit dan telah berlangsung lama, maka segeralah periksa ke dokter. Janganlah menunda untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. Semoga informasi di atas mampu membantu dan berguna bagi Anda untuk lebih mengenal penyakit kanker lidah.
Telah direview oleh dr. Febriani
Source
- Published in Artikel Kesehatan
Gejala Kanker Lambung
Kanker lambung merupakan sebuah penyakit yang terjadi karena adanya pertumbuhan sel yang tidak normal pada area lambung. Pertumbuhan sel yang tidak normal ini disebabkan karena adanya perubahan genetik pada sel tersebut. Kanker lambung sendiri merupakan salah satu penyakit kanker yang berbahaya. Yuk, kenali gejala kanker lambung lewat ulasan berikut!

Kanker lambung terjadi akibat pertumbuhan sel yang tidak normal pada area lambung.
Gejala Kanker Lambung
Gejala yang biasa ditimbulkan oleh penyakit kanker lambung ini sering dianggap seperti gejala sakit maag. Namun, pada kenyataannya berbeda. Berikut adalah beberapa gejala yang sering muncul, antara lain:
- Perut kembung
- Nyeri pada ulu hati
- Naik asam lambung
- Mual dan muntah
- Muntah darah
- Warna dari BAB hitam atau BAB berdarah
- Anemia
- Nafsu makan berkurang sehingga berat badan menurun
- Pembengkakan pada area perut akibat adanya penumpukan cairan
- Badan terasa lemas
- Munculnya penyakit kuning
Gejala-gejala di atas merupakan gejala pada stadium awal hingga stadium lanjut yang sudah memerlukan adanya penanganan dari dokter.
Penyebab Kanker Lambung
Penyebab penyakit kanker lambung dari berbagai faktor. Mulai faktor kondisi fisik, faktor kesehatan dan faktor gaya hidup. Berikut adalah faktor berdasarkan kondisi fisik yang dapat meninggatkan resiko untuk mengalami kanker lambung, antara lain:
- Memiliki usia di atas 55 tahun
- Memiliki jenis kelamin laki-laki
- Pernah melakukan operasi pada lambung
- Anggota keluarga memiliki riwayat penyakit kanker lambung
Selanjutnya adalah faktor dari kesehatan fisik, di mana orang yang mengalami beberapa penyakit berikut akan lebih beresiko terserang kanker lambung, antara lain:
- Terinfeksi bakteri pylori
- Terinfeksi oleh virus Epstein-Barr (EBV)
- Radang lambung yang kronis
- Adanya polip pada area lambung
- Sistem kekebalan pada tubuh lemah akibat HIV/AIDS atau penggunaan obat imunosupresif dalam jangka yang panjang
- Memiliki penyakit kanker lainnya
Terakhir adalah faktor gaya hidup yang kurang baik sehingga beresiko lebih tinggi terserang kanker lambung, antara lain:
- Memiliki kebiasaan merokok
- Sering mengkonsumsi daging olahan
- Mengkonsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi
- Sering meminum alkohol
- Memiliki kebiasaan menyimpan dan memasak makanan dengan tidak benar
- Jarang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
- Jarang melakukan olahraga
- Memiliki berat badan yang berlebihan atau obesitas

Metode pengobatan yang dilakukan tergantung pada stadium dan kondisi setiap pasien.
Tterapi Kanker Lambung
Lalu, apa ada terapi untuk kanker lambung itu? Ada beberapa pengobatan yang dapat dipilih untuk mengatasi kanker lambung dan tentunya metode terapi ini akan berbeda-beda tergantung pada stadium dan kondisi setiap orang. Berikut adalah pengobatan yang dapat dilakukan, antara lain:
Operasi
Operasi merupakan metode yang memiliki peluang sembuh paling tinggi. Metode ini operasi ini terbagi menjadi 3 jenis, yaitu reseksi endoskopi (pengangkatan tumor dengan endoskop), gastrektomi sebagian (pengangkatan organ sebagian yang terkena kanker), dan gastrektomi total.
Radioterapi
Terapi ini menggunakan sinar dengan energi tinggi untuk membunuh sel kanker yang ada di dalam tubuh dan biasanya dilakukan bersamaan dengan kemoterapi sebelum terjadinya operasi.
Kemoterapi
Tterapi ini dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis obat yang telah ditentukan dengan cara menyuntikkannya ke dalam vena atau pil yang dapat diminum seperti biasa. Pengobatan ini digunakan untuk membunuh sel kanker yang ada di seluruh tubuh melalui aliran darah.
Terapi obat bertarget
Ketika kemoterapi sudah tidak lagi menjadi terapi yang ampuh, maka terapi target menjadi salah satu terapi yang cukup ampuh. Terapi target sendiri mampu untuk melawan sel kanker yang lebih spesfik dan abnormal sehingga dikatakan pengobatan yang cukup ampuh.
Immunoterapi
Pengobatan kanker untuk kanker lambung (perut) selanjutnya adalah imunoterapi. Perawatan ini membantu pasien untuk meningkatkan sistem imunnya sehingga lebih kuat dalam menghancurkan sel kanker.
Mencegah Kanker Lambung
Selanjutnya adalah bagaimana cara melakukan pencegahan supaya tidak terkena oleh kanker lambung. Berikut adalah beberapa cara pencegahannya, antara lain:
Mulailah untuk menghentikan kebiasaan merokok
Mulailah untuk menerapkan pola makan yang sehat, seperti banyaklah konsumsi makanan berserat dan mulai kurangi makan-makanan asin serta makanan olahan.
Mulailah untuk menjaga berat tubuh supaya ideal
Selain itu, pekalah jika Anda mulai mengalami masalah pada lambung yang sudah dalam taraf tidak normal. Sebaiknya, periksakanlah ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Pasalnya, beberapa orang tidak menyadari hal-hal tersebut sehingga ketika diperiksakan mereka telah mencapai pada stadium yang tinggi.
Kanker Lambung Bisa Sembuh
Apakah ada kemungkinan untuk sembuh dari penyakit kanker lambung? Kemungkinan bisa. Namun, tergantung pada tingkat keparahan kanker lambung itu sendiri.
Pada stadium awal, penyakit kanker lambung ini masih memungkinkan untuk sembuh dengan metode pengobatan operasi. Lalu, pada stadium berikutnya, yaitu 2 dan 3. Metode pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan kombinasi antara kemoterapi, radioterapi , terapi target atau imunoterapi.
Namun, ada beberapa kasus ada stadium 3, kanker ini sudah sulit untuk disembuhkan begitu pula pada stadium 4. Kalaupun dilakukan beberapa metode pengobatan, hanya akan memperlambat pertumbuhan sel kanker tersebut. Sedangkan kemungkinan untuk sembuh sangatlah kecil.
Jadi, itulah gejala kanker lambung hingga cara mencegahnya. Semoga informasi di atas mampu menjawab pertanyaan Anda serta menambahkan ilmu baru bagi Anda mengenai kanker lambung. Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan tubuh masing-masing dan lakukanlah pola hidup yang lebih sehat.
Telah direview oleh dr. Febriani
Source
- Published in Artikel Kesehatan
Gejala Kanker Mulut
Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar “kanker mulut”? Apakah takut atau cemas? Perlu Anda ketahui, penyakit kanker bisa tumbuh dan menyerang siapa pun, tak terkecuali anak-anak. Kanker mulut adalah salah satu dari sekian kanker yang banyak merenggut jiwa. Sudahkah Anda mengetahui gejala kanker mulut, penyebab hingga pengobatannya? Jika belum, yuk simak penjelasan lengkapnya di sini!

Sariawan yang tidak kunjung sembuh menjadi tanda gejala kanker mulut.
Apa itu Kanker Mulut
Kanker mulut adalah kanker yang terjadi di jaringan mulut seperti lidah, bibir, gusi dan area tenggorokan. Kanker mulut hingga sekarang masih menjadi salah satu kanker yang angka peningkatannya terus naik. Kebanyakan kanker mulut sering terjadi diusia di atas 40 tahun dan cenderung dua kali lebih banyak terjadi pada laki-laki.
Perbedaan Sariawan dan Kanker Mulut
Membedakan antara sariawan dan kanker mulut ini memang tidak mudah. Sebab, sariawan juga merupakan salah satu gejala kanker mulut. Namun, langkah awal yang dapat dilakukan untuk membedakan sariawan dengan kanker mulut adalah dari jangka waktu penyembuhannya. Mudahnya, sariawan akan sembuh dalam kurun waktu 1-2 minggu. Jika dalam jangka waktu tersebut sariawan tidak kunjung sembuh, bisa jadi itu adalah tanda kanker mulut.
Ciri-Ciri Kanker Mulut
Beberapa ciri-ciri kanker mulut sering kali tidak disadari dan dianggap sebagai hal yang tidak berbahaya. Berikut ini adalah ciri-ciri kanker mulut yang perlu di ketahui.
- Mengalami sariawan yang berlangsung lama dan tidak kunjung sembuh.
- Terdapat bercak-bercak merah atau putih di area mulut.
- Terdapat benjolan di dinding dalam mulut yang tidak kunjung hilang.
- Mengalami pendarahan di mulut.
- Mengalami kesulitan atau merasakan sakit saat menelan dan mengunyah makanan.
- Mengalami sakit tenggorokan.
- Sakit pada area lidah.
- Rahang terasa kaku atau sakit hingga kesulitan saat bicara.
- Gigi goyang tanpa sebab.
Aapabila gejala tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka Anda perlu untuk mengonsultasikan sesegera mungkin agar mendapatkan perawatan dini.
Penyebab Kanker Mulut
Beberapa bukti menyatakan bahwa salah satu penyebab terbesar dari kanker mulut adalah penggunaan tembakau, seperti rokok. Meski demikian, terdapat faktor lain yang dapat menjadi faktor pemicu kanker mulut, yaitu:
- Konsumsi alkohol yang berlebihan
- Kurang mengonsumsi buah dan sayur
- Tidak menjaga kebersihan dan kesehatan area mulut
- Mengunyah buah pinang yang berlebihan
- Infeksi herpes di mulut
- Infeksi HPV
- HIV/AIDS
- Memiliki riwayat keluarga yang mengidap kanker mulut atau kanker jenis lainnya
- Daya tahan tubuh lemah
- Makanan
Diagnosis Kanker Mulut
Tindakan pertama yang dilakukan oleh dokter dalam mendiagnosis kanker mulut adalah dengan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa seluruh area di mulut mulai dari gusi, langit-langit, lidah kemudian tenggorokan hingga kelenjar getah bening di leher Anda. Apabila diduga ada sel kanker, maka dokter akan melakukan biopsi untuk diperiksa lebih lanjut. Biopsi sendiri adalah tindakan mengambil sampel jaringan mulut dengan cara melakukan sayatan. Selain itu, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan endoskopi. Sedangkan untuk melihat penyebaran sel kanker, dokter akan melakukan CT scan, MRI, PET scan atau foto Rontgen.
Stadium Pada Kanker Mulut
Secara umum, stadium kanker mulut di bagi menjadi 4 stadium yaitu:
Stadium 1
Kanker mulut masih berukuran kecil, kira-kira 2 cm dan belum ada penyebaran ke jaringan lainnya.
Stadium 2
Kanker mulut mulai membesar ukurannya sekitar 2-4 cm dan belum ada penyebaran ke jaringan lainnya.
Stadium 3
Kanker mulut sudah memiliki ukuran besar yaitu lebih dari 4 cm dan mulai menyebar ke kelenjar getah bening.
Stadium 4
Ukuran kanker sudah besar dan penyebarannya sudah meluas ke beberapa jaringan di luar mulut atau ke organ tubuh lainnya seperti hati.
Makanan Penyebab Kanker Mulut
Dari sekian banyak penyebab kanker mulut, makanan juga bisa menjadi pemicu munculnya kanker mulut. Berikut ini adalah beberapa makanan yang dapat memicu kanker mulut:
Makanan atau Minuman Instan
Hampir semua makanan instan mengandung senyawa akrilamida yang dapat memicu tumbuhnya kanker dalam tubuh. Senyawa ini terbentuk ketika adanya pemanasan berlebih pada makanan dengan gula atau yang mengandung karbohidrat.
Alkohol atau Minuman Keras
Sudah di ketahui khalayak, alkohol bersifat merusak tubuh. Hal ini berlaku juga pada kanker mulut. Konsumsi alkohol yang berlebihan akan merusak beberapa jaringan dan hormon pada tubuh yang akhirnya dapat memicu terjadinya kanker.
Daging Merah
Mengonsumsi daging merah secara berlebihan dapat merusak sel-sel normal dalam tubuh. Sebab, adanya zat karsinogenik pada beberapa olahan daging merah dapat merusak sel-sel normal dalam tubuh jika di konsumsi secara terus menerus.
Terapi Kanker Mulut
Terapi kanker mulut akan dilakukan tergantung dari jenis kanker mulut, stadiumnya, lokasi kanker hingga kondisi kesehatan pasien. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dilakukan untuk dapat mengobati kanker mulut:
Operasi
Operasi kanker mulut dilakukan dengan menggunakan sinar laser. Namun, apabila penyebaran kanker sudah meluas maka perlu dilakukan pengangkatan tumor dengan melakukan pembedahan.
Terapi Radiasi
Penanganan dengan terapi radiasi dilakukan dengan membunuh sel kanker menggunakan sinar X atau proton. Terapi radiasi biasanya akan dilakukan berbarengan dengan operasi dan kemoterapi.
Kemoterapi
Kemoterapi akan dilakukan apabila kanker sudah menyebar secara luas atau jika terdapat risiko kanker tumbuh kembali. Fungsi dari kemoterapi ini adalah untuk menghancurkan sel-sel kanker agar tidak dapat berkembang dan menyebar.
Terapi obat bertarget
Perawatan dengan mengonsumsi obat bertarget memiliki fungsi untuk membunuh sel-sel kanker yang tumbuh setelah menjalani perawatan kanker mulut lainnya. Selain itu, fungsi obat-obatan yang diberikan adalah merangsang pertumbuhan imun tubuh agar secara mandiri dapat membunuh sel-sel kanker.
Mencegah Kanker Mulut
Mencegah kanker mulut dapat dilakukan dengan tidak mengonsumsi rokok dan minuman beralkohol secara berlebihan. Hidup sehat dengan cara mengonsumsi sayur dan buah serta olahraga dapat meningkatkan sistem imun tubuh Anda dan menangkal virus-virus dalam tubuh. Selain itu, Anda juga harus mengimbangi dengan selalu menjaga kebersihan mulut dan teratur melakukan cek kesehatan setidaknya setahun sekali untuk area mulut.
Seperti yang sudah dibahas di atas gejala kanker mulut hingga faktor pemicu munculnya kanker mulut beragam. Namun Anda tidak perlu cemas dengan hal itu. Selama Anda rutin menjaga kesehatan dan kebersihan mulut serta melakukan pemeriksaan maka risiko terkena kanker akan rendah. Semoga informasi ini bermanfaat!
Telah direview oleh dr. Febriani
Source
- Published in Artikel Kesehatan
Mengatasi Kanker: Meredakan Stres dan Bantuan Medis
Mengatasi kanker, mulai dari meredakan stress karena mengetahui diagnosa kanker hingga bantuan medis akan dibahas dalam artikel ini.
Setelah menerima diagnosis kanker, merasa bimbang dan stres adalah hal yang sangat normal. Perasaan tidak pasti tentang masa depan Anda dan masalah keuangan dapat memicu sejumlah reaksi berbeda, termasuk kesedihan. Anda mungkin mengalami kesulitan tidur di malam hari, tubuh yang terasa sakit, nyeri kepala, dan lelah.
Ada banyak cara untuk mengatasi stres dan ketakutan yang terkait dengan kanker. Dengan pendidikan dan perawatan suportif, Anda dapat mengatasi diagnosis dan perawatan kanker Anda. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu, tetapi juga penting untuk berbicara dengan anggota tim perawatan kanker Anda tentang bagaimana perasaan Anda.
Bagaimana Saya Meredakan Stres Tentang Kanker?
Ketika Anda menghadapi kanker, stres dapat menumpuk dan memengaruhi perasaan Anda tentang kehidupan. Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan frustrasi, kemarahan, keputusasaan, dan bahkan depresi. Tidak hanya penderita, anggota keluarga juga akan terpengaruh oleh perubahan kesehatan dari orang yang dicintai dengan kanker.
Langkah paling penting yang dapat Anda ambil adalah mencari bantuan segera setelah Anda merasa kurang mampu mengatasi kanker. Mengambil tindakan dini akan membuat Anda dapat memahami dan menangani banyak efek dari penyakit Anda. Belajar mengelola stres akan membantu Anda mempertahankan pandangan fisik, emosional, dan spiritual yang positif.
Kiat untuk Mengurangi Stres
Berikut beberapa tips untuk mengurangi stres:
- Pertahankan sikap positif.
- Menerima bahwa ada hal yang tidak dapat Anda kendalikan.
- Bersikaplah asertif, bukan agresif. “Tegaskan” perasaan, pendapat, atau keyakinan Anda dibandingkan menjadi marah, agresif, atau pasif.
- Belajar untuk lebih rileks.
- Berolahraga secara teratur. Tubuh Anda dapat melawan stres dengan lebih baik ketika Anda sehat secara fisik.
- Makanlah makanan yang seimbang.
- Istirahat dan tidur. Tubuh Anda perlu waktu untuk pulih dari peristiwa yang membuat stres.
- Jangan mengandalkan alkohol atau obat-obatan NAPZA untuk mengurangi stres.
Belajarlah untuk Relaksasi
Ada beberapa latihan yang bisa Anda lakukan untuk rileks – teknik pernapasan, relaksasi otot dan pikiran, dan mendengarkan musik hanyalah beberapa ide. Pertama, pastikan bahwa Anda memiliki lokasi yang tenang, bebas gangguan. Coba cari posisi tubuh yang nyaman. Duduk atau berbaring di kursi atau sofa. Miliki kondisi pikiran yang baik. Cobalah untuk menjauhkan kekhawatiran dan pikiran yang mengganggu.
1. Relaksasi dua menit. Alihkan pikiran Anda ke diri sendiri dan pernapasan Anda. Ambil napas dalam, hembuskan perlahan. Pahami tubuh Anda secara mental. Perhatikan area yang terasa tegang atau tidak nyaman. Rilekskan area-area ini, lepaskan ketegangan sebanyak yang Anda bisa. Putar kepala Anda satu sampai dua kali secara perlahan. Jika ada gerakan yang menyebabkan rasa sakit, segera hentikan. Putar bahu Anda ke depan dan belakang selama beberapa kali. Biarkan semua otot Anda benar-benar rileks. Pikirkan hal atau memori yang menyenangkan selama beberapa detik. Ambil napas dalam dan buang napas perlahan.
2. Relaksasi pikiran. Tutuplah kedua mata Anda. Bernapaslah dengan normal melalui hidung Anda. Saat Anda mengeluarkan napas, bicaralah pada diri sendiri di dalam hati sebuah kata yang pendek seperti “Damai” atau kalimat singkat seperti “Saya merasa tenang.” Lanjutkan selama 10 menit. Jika fokus pikiran Anda mulai hilang, ingatkan diri Anda kembali untuk memikirkan pernapasan Anda dan kata atau kalimat pilihan Anda. Biarkan pernapasan Anda menjadi lambat dan stabil.
3. Relaksasi napas dalam. Bayangkan sebuah titik tepat di bawah pusar Anda. Tarik napas ke tempat itu dan isi perut Anda dengan udara. Biarkan udara memenuhi Anda dari perut ke atas, lalu biarkan keluar, seperti mengempiskan balon. Anda akan merasa lebih rileks dengan hembusan napas yang panjang dan perlahan.
Pahami Informasi Medis Anda
- Jangan takut untuk bertanya kepada dokter, perawat, atau petugas medis lainnya untuk mengulang dan menjelaskan instruksi atau istilah medis yang tidak Anda mengerti. Mereka harus bersedia untuk menjawab pertanyaan Anda dan mengatasi masalah Anda.
- Manfaatkan sumber daya dan layanan dukungan yang ditawarkan oleh rumah sakit dan masyarakat. Mempelajari lebih banyak tentang penyakit Anda akan membantu Anda merasa lebih nyaman dalam menjalani pengobatan.
- Mintalah keluarga dan teman Anda untuk membantu Anda dalam memilih informasi yang Anda terima.
- Bicaralah dengan pasien dan keluarga lain tentang kanker dan perawatannya.
Apa Jenis Bantuan Kanker yang Tersedia?
Ada banyak sumber daya yang tersedia untuk memberikan dukungan bagi pasien dengan kanker dan keluarga mereka. Diantaranya adalah:
Navigator pasien dan pekerja sosial. Navigator pasien dan pekerja sosial tersedia untuk Anda dan keluarga Anda untuk membahas segala kekhawatiran yang mungkin Anda miliki tentang diagnosis dan perawatan atau situasi pribadi Anda. Mereka dapat memberikan pendidikan, konseling tentang perubahan gaya hidup, dan rujukan ke komunitas atau lembaga nasional dan kelompok pendukung. Mereka juga dapat membantu keluarga Anda menemukan penginapan sementara, memberikan informasi tentang sumber daya masyarakat, dan membantu Anda dengan kebutuhan lain.
Konseling individu. Terkadang,beberapa orang memiliki masalah yang lebih baik ditangani secara lebih pribadi. Dengan berpartisipasi dalam sesi konseling individual, Anda dapat lebih efektif mengungkapkan perasaan sensitif atau pribadi yang Anda miliki tentang penyakit Anda dan dampaknya pada gaya hidup dan hubungan Anda.
Layanan konseling dapat membantu pasien kanker dan keluarga:
- Mendiskusikan masalah yang menjadi perhatian
- Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah
- Mendapatkan sikap kendali diri
- Menikmati kualitas hidup
Selain itu, layanan kesehatan mental tersedia untuk membuat rencana perawatan untuk memenuhi kebutuhan spesifik Anda. Strategi dapat dirancang untuk membantu Anda mendapatkan kembali kendali atas hidup Anda dan meningkatkan kualitas hidup Anda. Jika terdapat depresi, obat-obatan psikis mungkin diperlukan selain obat-obatan untuk mengobati kanker.
Kelompok pendukung. Berpartisipasi dalam kelompok pendukung dapat menjadi pengalaman berbagi yang sangat berguna. Mereka menyediakan lingkungan dimana Anda dapat mempelajari cara-cara baru untuk menangani penyakit Anda dari orang lain yang menghadapi tantangan yang sama. Mereka kadang-kadang dapat menjelaskan hal-hal yang berbeda dari dokter Anda. Anda juga mungkin ingin berbagi pendekatan yang telah Anda temukan. Anda akan memperoleh kekuatan karena tahu bahwa Anda tidak menghadapi kesulitan sendirian.
Ingat bahwa orang lain dapat berbagi informasi atau pengalaman yang tidak berlaku untuk Anda. Jangan pernah mengganti saran dokter Anda dengan saran pasien lain.
Reviewed by: dr. Lettisia Amanda Ruslan
Source:
- Published in Artikel Kesehatan, Citra Raya Tangerang
Kurangi Risiko Kanker Mulut
1. Konsumsi Buah dan Sayuran: Kurangi Risiko Kanker Mulut
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan perubahan pada mulut Anda yang membuat kanker lebih mungkin terjadi. Vitamin dan antioksidan dalam buah dan sayuran meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda. Konsumsilah setidaknya 5 porsi buah dan sayuran dalam sehari dan kombinasikan agar lebih bervariasi. Wortel, kubis Brussel, dan labu sangat baik untuk kesehatan mulut Anda.
2. Masak Dengan Cerdas: Kurangi Risiko Kanker Mulut
Untuk mendapatkan hasil maksimal dari buah dan sayuran Anda, jangan memasak matang-matang semua kebaikan untuk melawan kanker yang terdapat didalamnya. Nikmati beberapa dari buah dan sayuran secara mentah untuk mendapatkan efek maksimal. Saat Anda memasak, berhentilah saat kondisi sayur masih empuk dan kehijauan. Minyak goreng juga diketahui dapat membentuk zat penyebab kanker pada panas tinggi. Oleh karena itu dibandingkan menggoreng, lebih baik memanggang, merebus, atau mengukus makanan Anda.
3. Gunakan Perlindungan Matahari: Kurangi Risiko Kanker Mulut
Terlalu banyak waktu di bawah sinar matahari tidak hanya meningkatkan peluang Anda terkena kanker kulit, hal itu juga masalah bagi bibir Anda. Hindari paparan sinar matahari langsung di tengah hari, di saat radiasi yang terkuat. Saat Anda berada di luar, kenakan topi dengan pinggiran lebar yang menutupi seluruh wajah Anda. Gunakan lip balm dengan tabir surya (SPF) minimal 15, dan ulangi pemakaian secara berkala. Selain itu, hindari berjemur di bawah sinar matahari.
4. Kurangi minum Alkohol: Kurangi Risiko Kanker Mulut
Kebiasaan minum alkohol selama bertahun-tahun akan mengiritasi mulut Anda dan dapat membuat Anda terkena kanker mulut. Anda akan dua kali lebih beresiko mengalami kanker mulut jika minum alkohol sebanyak 3-4 gelas dalam sehari. Dan risiko Anda semakin besar jika Anda juga merokok disamping minum alkohol dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu, jika Anda adalah peminum alkohol, batasi maksimal hanya satu gelas dalam sehari untuk wanita atau maksimal dua gelas untuk pria.
5. Hindari Risiko HPV: Kurangi Risiko Kanker Mulut
Human papillomavirus (HPV) adalah sekelompok virus yang sangat umum. Anda dapat memilikinya di mulut Anda dan tidak mengetahuinya karena seringkali HPV tidak menyebabkan masalah di mulut. Tetapi pada beberapa orang, hal itu dapat menyebabkan perubahan yang menyebabkan kanker. Kini telah terdapat vaksin HPV yang bekerja maksimal jika Anda mendapatkannya sebelum aktif secara seksual. Jika sudah aktif secara seksual, Anda dapat melindungi diri dengan menghindari seks bebas dan melakukan hubungan seks yang aman.
6. Kunjungan Dokter Gigi Secara Berkala: Kurangi Risiko Kanker Mulut
Dokter gigi tidak hanya memoles gigi dan menambal gigi berlubang. Mereka juga memeriksa kesehatan mukosa mulut Anda mulai dari bagian bawah lidah hingga ke bagian dalam pipi Anda untuk menilai pertumbuhan sel yang dapat menyebabkan kanker. Mereka berada di garis depan untuk mengetahui masalah apa pun sejak awal, yang dapat membuat segalanya lebih mudah untuk diobati. Temui dokter gigi Anda setidaknya setahun sekali.
7. Pemeriksaan Bulanan Mulut Secara Mandiri: Kurangi Risiko Kanker Mulut
Sebulan sekali, berdiri di depan cermin dan buka mulut lebar-lebar. Cari luka atau bercak merah atau putih yang tidak biasa yang bertahan selama 3 minggu atau lebih. Periksa atap dan lantai mulut, lidah, gusi, dan bagian dalam pipi dan bibir Anda. Jika Anda menemukan sesuatu yangmencurigakan, kunjungi dokter gigi Anda.
8. Berhenti merokok: Kurangi Risiko Kanker Mulut
Ini adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk mulut dan seluruh tubuh Anda. Semakin banyak dan sering Anda merokok, semakin tinggi risiko Anda. Meskipun Anda sudah lama melakukannya, berhenti sedini mungkin akan banyak membantu. Jika Anda terkena kanker, berhenti merokok akan membuat perawatan Anda akan bekerja lebih baik, Anda akan sembuh lebih cepat, dan kecil kemungkinannya untuk kambuh. Jika Anda tidak merokok, jangan memulai.
9. Jauhi Asap Rokok: Kurangi Risiko Kanker Mulut
Sama seperti kanker paru-paru, Anda harus berhati-hati terhadap tembakau walaupun Anda tidak merokok. Ketika Anda menghabiskan waktu di sekitar orang-orang yang melakukannya, peluang kanker mulut Anda juga meningkat. Dan semakin lama Anda berada di sekitarnya, semakin tinggi risiko Anda. Tidak ada tingkat aman dari perokok pasif.
Reviewed by: dr. Lettisia Amanda Ruslan
Source:
- Published in Artikel Kesehatan, Mitra Hospital Banjarmasin
Kanker Paru-Paru: Memahami Diagnosis dan Tatalaksana
Bagaimana Saya Tahu Jika Saya Mengalami Kanker Paru-Paru?
Jika pemeriksaan fisik rutin menunjukkan pembengkakan kelenjar getah bening di atas tulang selangka, massa di perut, pernapasan tidak adekuat, bunyi abnormal di paru-paru, bunyi redup ketika dada diketuk, kelainan pupil, kelemahan atau pembengkakan pembuluh darah di salah satu lengan, atau bahkan perubahan pada kuku, dokter dapat mencurigai adanya tumor paru-paru. Beberapa kanker paru-paru menghasilkan kadar hormon atau zat tertentu dalam darah yang abnormal yang dapat menyebabkan kadar kalsium tinggi abnormal dalam aliran darah. Jika seseorang menunjukkan bukti seperti itu dan tidak ada penyebab lain yang jelas, seorang dokter harus mempertimbangkan diagnosis kanker paru-paru.
Saat tumor ganas mulai menyebabkan gejala, biasanya akan tumor akan terlihat pada X-ray. Kadang-kadang tumor yang belum menyebabkan gejala dapat terlihat pada rontgen dada yang diambil untuk tujuan lain. CT scan dada dapat dilakukan untuk tampilan yang lebih detail.
Meskipun tes lendir atau cairan paru-paru dapat mengetahui jenis sel kanker yang berkembang, diagnosis biasanya dikonfirmasi melalui biopsi. Dengan menggunakan bronkoskopi, pasien dibius dengan ringan, dokter akan memasukkan selang tipis dengan pencahayaan melalui hidung atau mulut dan menyusuri saluran udara ke lokasi tumor, tempat sampel jaringan kecil dapat diambil. Prosedur lain menggunakan CT scan untuk mengarahkan jarum ke lokasi untuk mengambil biopsi. Jika biopsi mengonfirmasi kanker, tes lain akan menentukan jenis kanker dan seberapa jauh ia telah menyebar. Kelenjar getah bening di sekitarnya dapat diuji untuk sel-sel kanker, menggunakan prosedur yang disebut mediastinoscopy, yang memerlukan anestesi umum dan melalui sayatan kecil yang dibuat di bagian depan leher untuk memasukkan selang ke dalam dada untuk mengambil biopsi. Ultrasonografi endobronkial dan ultrasonografi endoskopi esofagus adalah dua cara lain untuk biopsi kelenjar getah bening untuk menguji sel-sel kanker. Keduanya membutuhkan anestesi ringan. Teknik pencitraan seperti CT, MRI, PET, dan pemindaian tulang dapat mendeteksi kanker yang mungkin telah menyebar.
Karena tes dahak dan rontgen dada tidak terbukti sangat efektif dalam mendeteksi karakteristik tumor kecil dari kanker paru-paru fase awal, rontgen dada tahunan untuk skrining kanker paru tidak dianjurkan. Namun, kelompok-kelompok seperti American Cancer Society dan National Cancer Institute mengatakan skrining CT harus ditawarkan kepada mereka yang berisiko tinggi terkena kanker paru-paru. Hal ini termasuk perokok dan mantan perokok berusia 55 hingga 74 tahun yang merokok selama 30 tahun bungkus rokok atau lebih dan terus merokok atau berhenti dalam 15 tahun terakhir. Satu tahun bungkus rokok adalah jumlah bungkus rokok yang dihisap setiap hari dikalikan dengan jumlah tahun merokok seseorang.
Apa Tatalaksana untuk Kanker Paru-Paru?
Jika kanker dapat berhasil diangkat melalui pembedahan, pasien memiliki peluang bagus untuk bertahan hidup setidaknya satu tahun dan biasanya lebih dari 50% kemungkinan hidup pada lima tahun atau lebih. Tantangannyaadalah mendeteksi kanker paru-paru sejak dini untuk memungkinkan dioperasi.
Operasi untuk Kanker Paru
Keputusan untuk melakukan operasi didasarkan tidak hanya pada jenis kanker paru-paru dan seberapa jauh penyebaran, tetapi juga pada kesehatan pasien secara keseluruhan terutama fungsi paru-paru mereka. Banyak pasien dengan kanker paru-paru, terutama perokok, memiliki masalah paru-paru atau jantung yang membuat operasi sulit untuk dilakukan. Kanker yang telah menyebar ke kelenjar getah bening di antara paru-paru sebelumnya dianggap tidak bisa dioperasi. Namun teknik menggabungkan operasi dengan kemoterapi telah meningkatkan tingkat kelangsungan hidup.
Jika memungkinkan, pengobatan yang lebih disukai untuk kanker paru-paru jenis non-small-cell-carcinoma adalah pembedahan. Selama operasi, dokter bedah mengangkat tumor bersama dengan jaringan paru-paru dan kelenjar getah bening di sekitarnya. Terkadang, seluruh paru harus dikeluarkan. Setelah operasi, pasien tinggal di rumah sakit selama beberapa hari.
Radiasi Kanker Paru
Terapi radiasi mungkin diperlukan untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa, tetapi biasanya ditunda selama setidaknya satu bulan sampai luka bedah sembuh. Kanker paru-paru jenis non-small-cell-carcinoma yang tidak dapat diobati dengan pembedahan biasanya dirawat dengan terapi radiasi, biasanya kombinasi dengan kemoterapi.
Perawatan Rumah untuk Kanker Paru
Jika Anda menjalani operasi paru-paru, seorang perawat atau dokter dapat menunjukkan latihan khusus untuk meningkatkan pernapasan dan memperkuat otot-otot dada. Anda dapat meredakan iritasi kulit yang terkait dengan terapi radiasi dengan mengenakan pakaian longgar dan menjaga dada Anda terlindung dari sinar matahari. Hindari menggunakan lotion kulit kecuali disetujui oleh dokter Anda.
Reviewed by: dr. Lettisia Amanda Ruslan
Source:
- Published in Artikel Kesehatan, Citra Garden City
Memakai Deodoran Menyebabkan Kanker
Klaim memakai deodoran menyebabkan kanker yang menyebar.
Untuk beberapa waktu, beberapa rumor menyebar dan mengatakan bahwa deodoran / antirespirant dapat menyebabkan kanker payudara, seperti:
- Zat penyebab kanker dalam antirespirant diserap melalui bekas luka akibat pisau cukur di area ketiak. Zat – zat ini dikatakan disimpan di kelenjar getah bening di bawah lengan dan menyebabkan konsentrasi racun yang tinggi yang menyebabkan sel bermutasi dan menjadi kanker.
- Sebagian besar kanker payudara berkembang di kuadran luar atas payudara karena daerah itu paling dekat dengan kelenjar getah bening yang terpapar deodoran / antiperspiran. (Bayangkan payudara sebagai lingkaran yang dibagi oleh garis vertikal dan horizontal yang menyilang pada puting susu. Masing-masing dari 4 sektor yang Anda bagi pada payudara disebut kuadran. Kuadran luar atas dari setiap payudara adalah bagian yang paling dekat dengan lengan.
- Pria memiliki risiko lebih rendah terkena kanker payudara karena mereka tidak mencukur ketiak mereka, dan rambut ketiak mereka membuat bahan kimia di deodoran / antiperspiran tidak terserap.
Semua klaim ini sebagian besar tidak benar.
Pertanyaan tentang antiperspiran dan kanker payudara: Apakah memakai deodoran menyebabkan kanker payudara?
Tidak ada studi epidemiologi yang kuat dalam literatur medis yang menghubungkan risiko kanker payudara dan penggunaan deodoran / antiperspiran, dan sangat sedikit bukti ilmiah untuk mendukung klaim ini.
Faktanya, sebuah studi epidemiologi yang dirancang dengan hati-hati dari masalah ini diterbitkan pada tahun 2002 membandingkan 813 wanita dengan kanker payudara dan 793 wanita tanpa penyakit. Para peneliti tidak menemukan hubungan antara risiko kanker payudara dan penggunaan antiperspiran, penggunaan deodoran, atau pencukuran ketiak.
Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2003 melihat tanggapan dari kuesioner yang dikirim kepada wanita yang menderita kanker payudara. Peneliti melaporkan bahwa wanita yang didiagnosis dengan kanker payudara pada usia yang lebih muda mengatakan mereka menggunakan antiperspiran dan mulai mencukur ketiak mereka lebih awal dan bercukur lebih sering daripada wanita yang didiagnosis ketika mereka lebih tua. Tetapi desain penelitian tidak termasuk kelompok kontrol wanita tanpa kanker payudara dan telah dikritik oleh para ahli karena tidak relevan dengan keamanan praktik kebersihan ketiak ini.
Secara umum, mungkin wanita yang lebih muda lebih sering untuk mencukur ketiak mereka dan menggunakan antiperspiran dibandingkan wanita yang lebih tua, tidak terkait dengan apakah mereka terkena kanker payudara atau tidak. Misalnya, sebagian besar wanita yang lahir pada 1950-an dan 1960-an mungkin sudah mulai bercukur lebih awal dan menggunakan antiperspiran lebih sering daripada wanita yang lahir pada 1930-an dan 1940-an. Banyak wanita juga mungkin mencukur dan menggunakan antiperspirant lebih jarang seiring bertambahnya usia. Ini lebih mungkin menjadi penjelasan dari temuan peneliti tersebut daripada saran bahwa tindakan ini menyebabkan kanker. Sebagai catatan, penelitian ini menanyakan tentang produk antiperspiran yang sedang digunakan para wanita pada saat menjawab pertanyaan, bukan apa yang mereka gunakan sebelum mereka terkena kanker payudara.
Apakah menggunakan antiperspirant setelah bercukur memungkinkan bahan kimia masuk ke tubuh dari ketiak dan meningkatkan risiko kanker payudara?: Memakai deodoran menyebabkan kanker?
Torehan / luka karena silet dapat meningkatkan risiko infeksi kulit. Jika kulit ketiak sudah rusak atau terinfeksi, ada kemungkinan beberapa antiperspiran dapat menyebabkan iritasi ringan. Tetapi kecil kemungkinannya bahwa ini merupakan sumber utama karsinogen (zat penyebab kanker) yang masuk ke dalam tubuh dan mencapai sel-sel payudara.
Haruskah saya khawatir tentang paraben?: Memakai deodoran menyebabkan kanker?
Paraben adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet dan sebagai aditif makanan. Mereka dapat ditemukan dalam banyak jenis make-up (seperti lipstik, maskara, concealer, dan foundation) dan produk perawatan kulit (seperti lotion, produk cukur, dan tabir surya). Paraben dapat diserap melalui kulit.
Asupan paraben mungkin menjadi perhatian karena penelitian telah menunjukkan bahwa paraben memiliki sifat seperti estrogen yang lemah. Estrogen adalah hormon wanita yang diketahui menyebabkan sel-sel payudara (normal dan kanker) tumbuh dan membelah. Dan beberapa kondisi yang meningkatkan eksposur tubuh terhadap estrogen (seperti tidak memiliki anak, menopause terlambat, obesitas, dll) telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
Pada tahun 2004, sebuah penelitian kecil menemukan jejak paraben pada beberapa sampel tumor kanker payudara. Tetapi ada beberapa poin penting tentang temuan penelitian:
Para peneliti hanya mencari keberadaan paraben dalam sampel kanker payudara. Studi ini tidak menunjukkan bahwa paraben menyebabkan atau berkontribusi terhadap perkembangan kanker payudara dalam kasus ini – itu hanya menunjukkan bahwa mereka ada di sana. Yang berarti ini belum jelas.
Meskipun paraben memiliki sifat seperti estrogen yang lemah, estrogen yang dibuat dalam tubuh ratusan hingga ribuan kali lebih kuat. Jadi, estrogen alami (atau yang diambil sebagai pengganti hormon) jauh lebih mungkin berperan dalam perkembangan kanker payudara.
Paraben banyak digunakan sebagai pengawet dalam sampo, lotion, kosmetik lainnya, dan bahkan makanan. Studi ini tidak mengandung informasi apa pun untuk membantu menemukan sumber paraben yang ditemukan di jaringan payudara – tidak jelas apakah mereka berasal dari antiperspiran atau dari sumber lain.
Namun sejauh ini, penelitian belum menunjukkan hubungan langsung antara paraben dan masalah kesehatan, termasuk kanker payudara. Ada juga banyak senyawa lain di lingkungan yang meniru estrogen yang diproduksi secara alami.
Meskipun saat ini tidak ada risiko kesehatan yang jelas dari paraben dalam makanan, obat-obatan, kosmetik, dan produk perawatan kulit, orang yang khawatir tentang paparan paraben dapat menghindari produk yang mengandung paraben. Produk yang mengandung paraben diharuskan untuk mencantumkannya sebagai bahan. Sebagian besar paraben memiliki nama yang mengandung kata “paraben,” sehingga mudah ditemukan.
Apakah pria lebih kecil kemungkinannya terkena kanker payudara karena antiperspiran tersangkut di rambut ketiak mereka dan tidak diserap oleh kulit mereka?: Memakai deodoran menyebabkan kanker?
Pria jauh lebih kecil kemungkinannya daripada wanita untuk terkena kanker payudara, terutama karena pria memiliki jaringan payudara jauh lebih sedikit daripada wanita. Wanita memiliki sekitar 100 kali lebih banyak jaringan payudara daripada pria dan sekitar 100 kali lebih mungkin mengembangkan kanker payudara.
Hormon juga berperan. Pria dengan kondisi metabolik atau genetik yang mengarah pada peningkatan kadar estrogen memiliki peningkatan risiko terkena kanker payudara.
Penyerapan rambut ketiak dan antiperspirant belum dikaitkan dengan risiko kanker payudara pria.
Mengapa dokter saya memberi tahu saya untuk tidak menggunakan antiperspiran atau deodoran pada hari tes mammogram saya? Memakai deodoran menyebabkan kanker?
Anda diminta untuk tidak menggunakan antiperspiran atau deodoran pada hari Anda mendapatkan mammogram karena banyak dari produk ini mengandung aluminium. Logam ini dapat muncul di mammogram sebagai bintik-bintik kecil. Bintik-bintik ini dapat terlihat seperti sertifikasi mikro, yang merupakan salah satu hal yang dicari dokter sebagai tanda kemungkinan kanker. Tidak menggunakan produk ini membantu mencegah kebingungan ketika film mammogram ditinjau.
Reviewed by: dr. Sylvani Gani
- Published in Artikel Kesehatan, Citra Raya Tangerang
- 1
- 2