Waspada Gagal Ginjal Kronik dan Cara Penanganannya

gagal ginjal kronik-3

Gagal Ginjal Kronik mulai mencuat menjadi masalah kesehatan selain penyakit Cardiovaskular (serangan jantung) dalam masyarakat. Penderita gagal ginjal tahap akhir (stadium lima) terus meningkat sejalan dengan bertambahnya penderita kencing manis (Diabetes Melitus) dan tekanan darah tinggi (Hipertensi). Penanganan penderita Gagal Ginjal tahap akhir adalah dengan cara terapi pengganti ginjal yang dapat berupa cangkok ginjal (transplantasi), cuci darah memakai mesin (hemodialisis), atau peritoneal dialisis. Walaupun penderita memerlukan cuci darah (dialisis) dan atau transplantasi ginjal hanya terjadi pada 1% dari penderita Gagal Ginjal Kronik, tetapi memerlukan biaya besar dan mengurangi angka presentasi harapan hidup, sehingga perlu adanya upaya pencegahan agar tidak mengalami gagal ginjal tahap akhir terutama bagi penderita Diabetes Melitus atau Hipertensi.

Apa yang dimaksud dengan Gagal Ginjal Kronik?

Penyakit ginjal dapat bersifat akut (secara tiba – tiba) maupun kronik. Gagal Ginjal Kronik adalah abnormalitas struktur atau fungsi ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 (tiga) bulan yang berdampak terhadap kesehatan. Penyakit ini berkembang setelah didapatkannya kontribusi dari kelainan struktur dan fungsi ginjal terhadap kesehatan individu.

Apa penyebabnya?

Penyebab terbanyak dari penyakit ini adalah kencing manis. Masih ada banyak penyebab yang lain diantaranya adalah Hipertensi, penyakit pada saluran kemih (seperti batu ginjal), penyakit multisistem yang memiliki potensi berdampak terhadap ginjal (seperti Lupus), penyakit ginjal bawaan (seperti penyakit Ginjal Polikistik), atau obat-obatan yang toksik terhadap ginjal (nefrotoksik).

Bagaimana gejala penyakit ini?

Pada stadium awal dari penyakit Gagal Ginjal Kronik biasanya tidak ada gejala dan terdeteksi pada saat pemeriksaan kesehatan atauMedical Check Up, yaitu ditemukan Hipertensi, peningkatan ureum, kreatinin, asam urat, dan adanya proteinuria (protein dalam urine). Gejala penyakit Gagal Ginjal Kronik yang sudah stadium lanjut adalah lemah badan, pusing, sakit kepala, cepat lelah, mual muntah, bengkak di badan, sesak napas, dan urin berbusa.

Berapa stadium yang dimiliki?

Stadium Gagal Ginjal Kronik terdiri dari 5 (lima) yang dibagi berdasarkan kecepatan ginjal dalam mencuci darah kita atau yang dikenal dengan laju filtrasi glomerulus. Orang dewasa muda memiliki laju filtrasi glomerulus yang normal kurang lebih 125 mL/menit/1,73 m luas permukaan tubuh. Apabila penderita Gagal Ginjal Kronik memiliki laju filtrasi glomerulus yang kurang dari 15 mL/menit, maka disebut penderita gagal ginjal tahap akhir atau stadium 5, dimana membutuhkan terapi pengganti ginjal.

Bagaimana cara mendeteksinya?

Dengan melakukan deteksi dini yang tepat dan rujukan bagi mereka yang membutuhkan spesialis di bidang ginjal. Kelompok yang berisiko tinggi adalah penderita diabetes, hipertensi, penyakit jantung, penyakit struktur saluran kemih (seperti batu ginjal), penyakit multisistem yang berpotensi berdampak terhadap ginjal (seperti Lupus), memiliki riwayat keluarga dengan penyakit gagal ginjal, penyakit ginjal bawaan, usia lanjut, penderita yang mendapat obat-obatan yang toksik terhadap ginjal (nefrotoksik), atau penderita dengan hematuria (adanya darah dalam urin) atau proteinuria (adanya protein atau albumin dalam urin). Pemeriksaannya sangat sederhana yaitu pemeriksaan laboratorium ureum, kreatinin, dan urin rutin.



Bagaimana cara penanganannya?

Hampir semua penyebab Gagal Ginjal Kronik bersifat ireversibel (tidak dapat pulih kembali), pengobatannya adalah untuk menghambat progresifitas ke arah gagal ginjal terminal. Secara umum, pada penderita Gagal Ginjal Kronik disarankan untuk membatasi asupan natrium (garam) dan protein terutama protein hewani. Penderita yang obesitas harus mengatur pola makan (diet) untuk menurunkan berat badannya. Dalam hal ini penting untuk berkonsultasi dengan dokter ahli ginjal dan dokter ahli gizi. Bagi penderita diabetes yang utama adalah mengendalikan dan menjaga kadar gula darahnya agar tetap terkontrol. Penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi efektif dalam mengurang risiko penyakit ginjal dan dapat mengurangi proteinuria. Olah raga yang teratur dapat membantu menjaga kadar gula darah dan tekanan darah. Anemia (hemoglobin yang rendah) dapat diatasi dengan pemberian eritropoitin, asam folat, vitamin B12, dan zat besi. Bila kadar fosfor serumnya tinggi, dapat diberikan obat – obatan pengikat fosfor baik berupa kalsium atau non kalsium. Selain itu, penting juga untuk menghindari obat – obatan yang dapat bersifat toksik terhadap ginjal.

Sumber :
dr. Jonny, Sp.PD-KGH, M.Kes, MM.
(Spesialis Ginjal & Hipertensi Ciputra Hospital CitraGarden City)

Diperbarui pada 17 Januari 2024