Hemodialisis. Pepatah mengatakan “Kesehatan adalah Investasi Masa Depan”. Menjaga agar tubuh tetap sehat dan bugar adalah keinginan setiap orang. Berbagai cara diupayakan untuk mencapai hal tersebut. Salah satunya adalah dengan mengatur pola makan dan berolahraga secara teratur untuk mencegah penyakit-penyakit metabolik seperti kencing manis, darah tinggi, kolesterol tinggi, asam urat dan lainnya. Apalagi saat kita mengetahui salah satu keluarga kita memiliki riwayat penyakit kronis tersebut, maka kita harus lebih waspada dan mulai melakukan tindakan pencegahan sedini mungkin. Beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat penyakit kronis tersebut antara lain adalah kegagalan fungsi dari organ-organ vital tubuh seperti: jantung, pembuluh darah, hati, dan juga ginjal.
Organ ginjal adalah salah satu dari organ vital di tubuh kita. Setiap manusia memiliki 2 buah ginjal yang terletak di rongga perut sebelah kanan dan kiri. Ginjal sebagai bagian dari sistem perkemihan (urin) memiliki berbagai fungsi sebagai berikut:
– Menyaring darah. Ginjal menerima aliran darah dari seluruh tubuh dan melakukan penyaringan. Ketika ginjal menyaring darah, akan dihasilkan urine dari zat sisa dan kelebihan cairan di dalam tubuh. Urine tersebut kemudian dialirkan melalui ureter untuk kemudian dibawa ke kandung kemih dan dibuang sebagai air seni.
– Menyaring dan membuang racun/toksin, kelebihan garam, dan urea (unsur yang mengandung nitrogen hasil metabolisme sel).
– Mengontrol produksi sel darah merah ketika ginjal tidak mendapatkan cukup oksigen melalui pengeluaran hormon erythropoietin, yaitu hormon yang merangsang sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak sel darah merah pembawa oksigen.
– Mengontrol tekanan darah dan tingkat garam dan keseimbangan asam-basa (pH) darah
– Menjaga konsentrasi mineral, seperti natrium, kalium, dan fosfor dalam darah.
– Mengontrol keseimbangan air dalam tubuh dan memastikan bahwa jaringan tubuh menerima air yang cukup agar dapat bekerja dengan baik.
Mengingat pentingnya peranan ginjal dalam tubuh kita, maka sudah seyogyanya jika kita menjaga kesehatan kedua ginjal agar dapat selalu berfungsi dengan sempurna. Menjaga kesehatan dan fungsi ginjal dapat dilakukan dengan menjaga tekanan darah dan kolesterol, mengonsumsi makanan rendah garam, makan lebih banyak buah dan sayuran, rajin berolahraga, sering minum air minimal 1.5 liter per hari, jangan merokok, jangan terlalu banyak mengonsumsi alkohol, dan menjaga berat badan ideal.
Umumnya, manusia dapat hidup dengan normal walaupun hanya dengan satu ginjal. Namun pada kondisi Gagal Ginjal Kronis atau Penyakit Ginjal Tahap Akhir, kedua ginjal dapat kehilangan fungsinya sebanyak 90 persen atau lebih. Seiring hilangnya kemampuan ginjal untuk berfungsi, cairan dan bahan sampah mulai terkonsentrasi di dalam darah. Ketika masalah tersebut terjadi, terapi pengganti ginjal dibutuhkan. Terapi pengganti ginjal mengambil alih sebagian fungsi ginjal yang sakit dengan membuang bahan sampah dan cairan yang dapat dilakukan secara sementara (periodik) maupun terus-menerus (kontinyu). Terapi pengganti ginjal terdiri atas tiga metode, yaitu: Hemodialisis (Cuci Darah), Continous Peritoneal Dialysis (Cuci Rongga Perut) dan Cangkok Ginjal (Transplantasi). Hemodialisis mengganti fungsi ginjal dengan menggunakan Mesin Dialisis (ginjal buatan) yang dilakukan secara periodik. Sedangkan Continous Peritoneal Dialysis (Cuci Rongga Perut) merupakan metode cuci darah secara terus-menerus menggunakan selaput rongga perut (peritoneum) sebagai penyaring darah dan cairan dialisat. Cangkok ginjal / transplantasi ginjal adalah metode mengganti ginjal yang sudah tidak berfungsi dengan ginjal dari donor yang sesuai. Dari ketiga metode tersebut, metode hemodialisis adalah metode yang paling mudah dan terjangkau oleh masyarakat.
Adapun prevalensi Gagal Ginjal Kronis di Indonesia menurut data Kementrian Kesehatan Dasar melalui laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 adalah sebesar 0,2% dari populasi rakyat Indonesia. Jika jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah sebesar 250 juta jiwa, maka jumlah penderita gagal ginjal dapat mencapai 500.000 orang. Di Tangerang, Banten dengan populasi sekitar 12 juta jiwa, maka maka jumlah penderita gagal ginjal di Tangerang, Banten sendiri saja dapat mencapai 24.000 orang. Jumlah ini diperkirakan masih akan terus bertambah seiring bertambahnya penderita penyakit kronis di Indonesia.
Berdasarkan data tersebut diatas, dapat terlihat bahwa kebutuhan akan fasilitas kesehatan yang dapat menyediakan terapi pengganti ginjal, terutama Layanan Hemodialisis di Tangerang, Banten, cukup signifikan jumlahnya. Layanan Hemodialisis menjadi tantangan bagi para penyedia layanan kesehatan terutama di Tangerang, Banten. Untuk menjawab tantangan tersebut, Ciputra Hospital CitraRaya Tangerang sejak berdiri di tahun 2011 telah membuka Layanan Hemodialisis dan menerima pasien berkebutuhan cuci darah. Lebih daripada itu, sejak Desember 2016 Ciputra Hospital CitraRaya Tangerang telah menandatangi perjanjian dengan kerja sama dengan BPJS Kesehatan dalam hal penyediaan Layanan Hemodialisis atau cuci darah yang sesuai dengan standar mutu keselamatan pasien. Layanan Hemodialis di Ciputra Hospital CitraRaya Tangerang dapat menampung hingga 20 pasien/tindakan per hari menggunakan mesin hemodialisis teknologi terbaru. Selain itu, Layanan Hemodialis di Ciputra Hospital CitraRaya Tangerang juga menyediakan pelayanan edukasi dan konseling oleh tim medis, psikolog dan ahli gizi bagi pasien maupun keluarga pasien. Layanan Hemodialis di Ciputra Hospital CitraRaya Tangerang juga memberikan pelayanan Traveling Hemodialysis untuk pasien cuci darah yang sedang berkunjung atau mereka yang sedang berlibur/berkunjung di Tangerang. Kami berharap dengan adanya kerja sama Layanan Hemodialis di Ciputra Hospital CitraRaya Tangerang dengan BPJS Kesehatan, para penderita gagal ginjal di Tangerang dapat semakin mudah mengakses terapi pengganti ginjal atau Hemodialisis untuk meningkatkan kualitas taraf hidup.
Untuk Informasi Paket Hemodialisa di Ciputra Hospital Citra Raya Silahkan Menghubungi: 085779407342